KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH ( KMB 1 )
Pembahasan
:
Penyakit Endokartis,
Miokarditis dan Perikarditis
Disusun Oleh :
Nama
Nim
Prodi
Tingkat
|
: Erik
Strada
: 2013.b14.0301
: D3
Keperawatan
: II
B (dua b)
|
YAYASAN
STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI D3 KEPERAWATAN
T.A
2014/2015
Penulis : Erik Strada
Mahasiswa : Stikes
Eka Harap Palangka Raya
Program
Studi : D3 Keperawatan
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..................................................................................
Pembahasan.......................................................................................
1.
Definisi
Endokarditis, miokarditis dan Perikarditis.................
a. Definisi
Endokarditis....................................................................
b. Definisi
Miokarditis.......................................................................
c. Definisi
Perikarditis.......................................................................
2.
Penyebab
dan Gejala dari penyakit Endokarditis, miokarditis dan Perikarditis
a. Penyebab
dan gejala Endokarditis................................................
b. Penyebab
dan gejala Miokarditis...................................................
c. Penyebab
dan gejala Perikarditis...................................................
3. Diagnosa penyakit Endokarditis,
Miokarditis, dan Perikarditis
a. Diagnosa
penyakit Endokarditis...................................................
b. Diagnosa
penyakit Miokarditis......................................................
c. Diagnosa
penyakit Perkarditis.......................................................
4.
Pengertian dari Dekompensasi Cordis
dan Shock Cardiogenik
a. Pengertian Dekompensasi Cordis..................................................
b. Pengertian Shock Cardiogenik........................................................
5.
Penyebab
pembengkakan kaki pada penyakit Dekompensasi Cordis
Daftar Pustaka.............................................................................
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan buku ini tepat pada waktunya. Semoga dibuatnya buku
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Penyakit Endokartis, Miokarditis dan
Perikarditis yamg masuk dalam mata
kuliah keperawatan medikal bedah (KMB 1).
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
buku ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak akan penulis terima dengan senang hati, agar dalam pembuatan buku selanjutnya dapat lebih baik dari sekarang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin…
Selamat
Membaca …
Palangkaraya
20 September 2014
Penulis
1. Definisi dari Endokartis, Miokarditis,
Perikardiis
a.
Endokarditis
Endokarditis adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokardIUM atau katub jantung.
Infeksi endokarditidis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami
kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit
jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada
endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis
bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa
disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
b. Miokarditis
Miokarditis adalah radang otot jantung atau miokard. Peradangan ini dapat disebabkan oleh
penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri ,
campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia,
jamur, dan parasit.
Miokarditis
menyerang semua umur . Sebagian besar dapat sembuh spontan. Miokarditis post
mortem karena peradangan fokal atau difus. Miokarditis sering disertai radang
perikard atau mioperikarditis.
c.
Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan perikard parietal,
viseral atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, sub akut dan
kronis. Yang sub akut dan kronis mempunyai etiologi dan pengobatan yang sama.
Perikarditis akut disertai dengan nyeri dada dan
abnormalitas EKG, serta ditemukan perikardial friction rub (trias klasik).
2. Penyebab dan Gejala dari penyakit
Endokarditis, Miokarditis, dan Perikarditis
1. Endokarditis
a. Penyebab
.Endokarditis
paling banyak disebabkan oleh streptokokus
viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian
atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi
disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik
streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3
dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen
yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif
aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan kandida.
b . Gejala
Sering penderita tidak mengetahui
dengan jelas gejalanya. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul , misalnya sesudah
cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria,
buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada
kulit.
Gejala umum
Demam dapat berlangsung
terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak teratur sama sekali. Suhu 38 –
40o C terjadi pada sore dan malam hari, kadang disertai menggigil
dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah berlangsung lama. pada
sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan limpha.
2. Miokaditis
a. Penyebab
Miokarditis
disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie
virus, difteri, campak, influenza, poliomielitis, dan berbagai macam bakteri,
rikettsia, jamur, dan parasit.
b . Gejala
Gejala klinis dari miokarditis tidak khas, kelainan
ECG sepintas, jarang menyebabkan pembesaran jantung, irama gallop dan
dekompensasi jantung. Miokarditis oleh reuma akut disertai gejala berat .
Gejala yang sering ditemukan:
Gejala yang sering ditemukan:
a. Takikardia.
Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi .
Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi .
b. Bunyi jantung melemah,
disebabkan penurunan kontraksi otot jantung. Katub-katub mitral dan trikuspid
tidak dapat ditutup dengan keras
c. Auskultasi: gallop,
gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.
d. Gagal jantung.
e. Dekompensasi
jantung terutama mengenai jantung sebelah kanan.
3). Perikarditis
a.
Penyebab
Penyebap
perikarditis akut sangat banyak , yaitu penyakit idiopatik (benigna), infeksi
non-spesifik virus, tubercolusis , jamur, bakterial, penyakit kolagen seperti
artritis reumatoid , systemic lupus erithematosus (SLE) , neoplasma seperti
mesotelioma primer, tumor metastasis, trauma, radiasi, uremia , infark miokard
akut, dressler’s syndrome (pasca infark miokard), sindrom pascaperikardiatomi,
dan diseksi aorta.
Walaupun begitu banyak penyebab perikarditis akut , namun peyenyebab paling sering sesuai dengan urutan adalah : infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrom pascainfark miokard, sindrompascaperikardiatomi, neoplasma, dan idiopatik.
Urutan etiologi pada 96% perikarditis akut menurut Friedberg sebagai berikut : demam reumatik 40,6% , infeksi bakterial 19,8% , tubercolusis 7,3% , perikarditis nonspesifik jinak 10,4%, uremia 11,5% dan penyakit kolagen 2,1%.
Walaupun begitu banyak penyebab perikarditis akut , namun peyenyebab paling sering sesuai dengan urutan adalah : infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrom pascainfark miokard, sindrompascaperikardiatomi, neoplasma, dan idiopatik.
Urutan etiologi pada 96% perikarditis akut menurut Friedberg sebagai berikut : demam reumatik 40,6% , infeksi bakterial 19,8% , tubercolusis 7,3% , perikarditis nonspesifik jinak 10,4%, uremia 11,5% dan penyakit kolagen 2,1%.
b. Gejala
Sakit dada sub sternal/para sternal
, kadang menjalar ke bahu, lebih ringan bila duduk. Pemeriksaan klinik
ditemukan perikardial friction rub dan pembesaran jantung. Tanda-tanda
penyumbatan ditemukan lewat tekanan vena meningkat, hematomegali dan edema kaki,
bunyi jantung lemah, tetapi dapat normal bila efusi perikard berada dibelakang.
Foto rontgen tampak normal bila
efusi perikar sedikit. Tampak bayangan jantung membesar bila efusi perikard
banyak. EKG memperlihatkan segmen ST tanpa perubahan resiprokal, voltase QRS
rendah. Pemeriksaan Echo: M-mode dua dimensi sangat baik untuk memastikan
adanya efusi dan banyaknya cairan .
3.
Diagnosa dari penyakit Endokarditis, Miokarditis, dan Perikarditis
a. Endokarditis
Diagnosis endokarditis infeksi dapat
ditegakkan dengan sempurna bila ditemukan kelainan katub, kelainan jantung
bawaan, dengan murmur , fenomena emboli, demam dan pembiakan darah yang
positif. Diagnosis dapat ditegakkan bila memenuhi kriteria diatas. Endokarditis
paska bedah dapat diduga bilamana terjadi panas, leukositosis dan anemia
sesudah operasi kardiovaskuler atau operasi pemasangan katub jantung prostetik.
b. Miokarditis
Bila tanda
infeksi penyakit lain tidak ditemukan (decomp kanan, penyakit jantung bawaan,
penyakit katub jantung , penyakit jantung koroner dan lain-lain) maka perlu
dipikirkan ke miokarditis. Sukar dibedakan kardiomiopati kongestif, tetapi
dengan pemeriksaan echografi dapat membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan
EKG, histologik dan mikroskopik elektron dan pemeriksaaan immunofluoresensi
juga membantu.
c. Perikarditis
Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada data
pengkajiaan, diagnosa keperawatan utama yang mencakup ini:
-Nyeri berhubungan dengan peradangan pericardium
Masalah kolaborasi/komplikasi potensial
Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mengkin terjadi mencakup
-Efusi pericardium
-Temponade jantung
-Nyeri berhubungan dengan peradangan pericardium
Masalah kolaborasi/komplikasi potensial
Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mengkin terjadi mencakup
-Efusi pericardium
-Temponade jantung
4.
Pengertian dari Dekompensasi Cordis
dan Shock Cardiogenik
a.
Decompensasi
cordis
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.(Dr. Ahmad ramali 1994)
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penuruqnan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penuruqnan fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
b. Syok kardiogenik
Syok
kardiogenik didasarkan
pada sirkulasi
tidak memadai darah karena kegagalan primer dari ventrikel jantung untuk berfungsi secara efektif. Karena ini adalah jenis kejutan peredaran ada cukup
perfusi jaringan (yaitu
hati) untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk oksigen
dan nutrisi. Syok kardiogenik adalah
kondisi sebagian besar tidak
dapat diubah dan dengan demikian lebih
sering fatal daripada tidak [6] Kondisi melibatkan
kematian sel semakin lebih luas dari kelaparan
oksigen (hipoksia) dan kelaparan gizi
(misalnya hipoglikemia). Karena ini dapat
menyebabkan serangan jantung (atau
penangkapan peredaran darah) yang merupakan penghentian akut fungsi pompa jantung.
Syok kardiogenik didefinisikan oleh hipotensi yang berkelanjutan dengan hipoperfusi jaringan meskipun ventrikel kiri tekanan pengisian yang memadai. Tanda-tanda hipoperfusi jaringan meliputi oliguria (<30 mL / jam), ekstremitas dingin, dan tingkat kesadaran yang berubah.
Syok kardiogenik didefinisikan oleh hipotensi yang berkelanjutan dengan hipoperfusi jaringan meskipun ventrikel kiri tekanan pengisian yang memadai. Tanda-tanda hipoperfusi jaringan meliputi oliguria (<30 mL / jam), ekstremitas dingin, dan tingkat kesadaran yang berubah.
5. Penyebab
pembengkakan kaki pada penyakit Dekompensasi Cordis
Mekanisme perbaikan lainnya adalah
penahanan garam (natrium) oleh ginjal. Untuk mempertahankan konsentrasi natrium
yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan air. Penambahan air ini menyebabkan
bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya memperbaiki kerja
jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah peregangan otot
jantung karena bertambahnya volume darah. Otot yang teregang berkontraksi lebih
kuat. Hal ini merupakan mekanisme jantung yang utama untuk meningkatkan
kinerjanya dalam gagal jantung. Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal
jantung, kelebihan cairan akan dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul di
berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan (edema). Lokasi penimbunan
cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan pengaruh gaya
gravitasi. Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai dan kaki.
Jika penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung atau perut. Sering
terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan garam.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
Buku :
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aesculapius.
Muttaqin,
Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika
Sumber Internet :